BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Suatu kesudahan yang baik bagi orang-orang yang bertaqwa dan tiada permusuhan kecuali atas mereka yang zalim. Dan saya bersaksi tiada Tuhan kecuali Allah Yang satu yang tiada sekutu bagi-Nya, Allah menguasai segalanya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba Allah dan Rasul Allah serta Nabi yang terakhir dan Imam nya orang-orang yang bertaqwa. Shalawat dan salam untuk Rasulullah dan seluruh keluarganya, para sahabat serta orang-orang yang mengikuti ajarannnya hingga hari akhir ( hari kemudian ).
Sesungguhnya Allah SWT telah mengutus Rasul-Nya Muhammad saw. Dengan suatu ajaran dan agama yang benar, sebagai rahmat bagi seluruh isi alam dan contoh tauladan bagi umat manusia serta akan menjadi hujjah bagi hamba di kemudian hari ( akhirat ).
Rasul telah menjelaskan terhadap apa yang dia telah turunkan kepadanya berupa kitab Al-Quran dan Sunnah untuk kebaikan bagi ummat manusia dan sebagai pegangan bagi kehidupan dunia dan akhirat berupa aqidah yang benar dan amalan yang berharga serta akhlak yang mulia dan adab yang tinggi. Dengan demikian Rasulullah saw, meninggalkan umat dalam keadaan terang-benderang. Malamnya seperti keadaan siang hari, sehingga tidak ada yang jatuh tergelincir kecuali orang yang benar-benar telah rusak dan binasa.
Umat terdahulu telah menempuh jalan ini, mereka telah menyambut seruan Allah dan Rasul-Nya. Mereka inilah umat yang terbaik; seperti para sahabat dan juga para tabi’n serta seluruh orang yang mengikuti ajarannya dan mengamalkan syri’atnya, serta berpegang teguh pada Sunnab Nabi. Dilaksanakan dengan sepenuh hati dalam segala aspeknya, baik dari segi aqidah, ibadah, akhl;ak dan adab.
Dengan demikian jadilah mereka kelompok yamg selalu berada dalam kebenaran dan tidak binasa atau terhina, sampai datang ketentuan Allah (ajal) mereka tetap dalam keadaan demikian.
Mengingat pentingnya masalah tauhid ini, dan bersimpang siurnya pendapat, interpretasi, penafsiran yang bermacam-macam tentang tauhid, maka kami beserta teman-teman mencoba membuat suatu ringkasan/makalah tentang pengertian dan macam-macam tauhid.
Dengan penyusunan makalah ini adalah tiada lain karena kami ingin lebih memahami lebih jauh tentang apa itu tauhid dan apa saja macam-macam tauhid itu, makalah ini juga ditulis tiada lain karena ikhlas mengharapkan keridhoan Allah semata, dan manfaat untuk hamba-hamba-Nya.
B. Tujuan Penulisan
Ihsan merupakan salah satu pokok dari ajaran Islam disamping Iman dan Islam. Sebagaimana dalam suatu riwayat diterangkan bahwa Ihsan adalah : beribadah kepada sang Pencipta bagaikan kamu melihat-Nya, jika kamu tidak mampu melihatnya, maka sesungguhnya Allah itu melihat kamu.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari komunitasnya, yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Karena itu dalam kehidupan ini kita harus mengembangkan akhlak yang baik, baik dalam hubungan langsung dengan Allah ( hablum minallah ) maupun dalam hubungan dengan makhluk-Nya ( manusia dan alam ).
Melihat pentingnya hal tersebut di atas maka penulisan makalah ini didasarkan pada beberapa tujuan, diantaranya adalah : sebagai wahana / cara memperluas wawasan pengetahuan penulis tentang Pengertian tauhid dan macam-macam tauhid, ikut serta dalam memberikan penjelasan tentang pengartian tauhid dan macam-macamnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tauhid
Pengertian tauhid dari segi bahasa adalah mentuhidkan sesuatu, yang berarti menjadikan sesuatu itu esa. Dari segi syar’i tauhid ialah : mengesakan Allahdidalam perkara-perkara yang Allah sendiri telah menetapkannya melalui Nabi-Nabi Nya yaitu dari segi Rububiyah, Uluhiyah dan Asma was Sifat.
Pengertian Tauhid berasal dari perkataan arab ( wahada ) yang berarti : mengesakan. Dari segi istilah bermaksud beri’tikad dan mempercayai bahwa Allah Subhanahu ma Ta’ala itu esa dan tunggal. Fahamnya secara praktikalnya Tauhid adalah : suatu pegangan hidup yang mempercayai bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Tuhan yang Maha Esa dan tidak ada sekutu baginya ataupun yang menyerupai-Nya.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Ikhlas ayat 1-4 ;
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Pensyariatan lain tentang Tauhid adalah :
? Surat Al-Baqarah ayat : 21 ;
21. “ Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. “
? Surat An-Nahl : 36 ;
36. “ dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[826] itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya[826]. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).”
Walaupun masalah qadha dan qadar menjadi ajang perselisihan di kalangan umat islam, tetapi Allah telah membukakan hati para hambaNya yang beriman, yaitu para salaf shalih yang mereka itu senantiasa menempuh jalan kebenaran dalam paham dan pendapat. Mereka juga berpendapat bahwa qadha dan qadar itu termasuk Rubbubiyah Allah atas makhlukNya.
B. Macam-macam Tauhid
Berkenaan dangan macam-macam tauhid, disini kami sampaikan tahid itu terbagi menjadi tiga macam, yaitu diantaranya adalah :
1. Tauhid Uluhiyah
Tauhid Uluhiyah artinya : mengesakan Allah SWT dalam jenis-jenis peribadatan yang telah disyariatkan, Dialah Tuhan yang yang harus disembah dan menyembah selain-Nya adalah salah. Contohnya seperti : sholat, puasa, zakat, haji, do’a, nadzar, sembelihan, berharap,cemas, takut dan sebagainya yang tergolong jenis ibadah. Mengesakan Allah SWT dalam hal-hal tersebut dinamakan Tauhid Uluhiyah, dan tauhid jenis inilah yang dituntut oleh Allah SWT dari hamba-hambaNya. Karena tauhid jenis pertama yaitu Tauhid Rububiyah, setiap orang (termasuk jin) mengakuinya, sekalipun orang-orang musyrik yang Allah SWT utus Rasulullah kepada mereka.
Allah berfirman dalam surat Al Fatihah ayat 5:
5. hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.
Firman Allah :
36. sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,
Itulah diantaranya, dan masih banyak ayat-ayat lain yang menunjukkan bahwa orang-orang musyrik meyakini Tauhid Rububiyah, akan tetapi sebenarnya yang dituntut dari mereka adalah mengesakan Allah dalam hal ibadah. Jika mereka mengikrarkan Tauhid Rububiyah, maka hendaknya juga mengakui Tauhid Uluhiyah. Sungguh Rasulullah diutus untuk menyeru mereka agar meykini Tauhid Uluhiyah.
Allah berfirman dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 36 ;
? 36. “dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut [Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.] itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).”
Setiap Rasul menyeru manusia agar meyakini Tauhid Uluhiyah. Adapun Tauhid Rububiyah , karena merupakan fitrah, maka belum cukup kalau seseorang hanya meyakini tauhid itu saja.
2. Tauhid Rububiyah
Tauhid rububiyah artinya mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam perbuatannya, Dialah Allah yang menjadikan, memiliki dan mengatur semua alam ini. Seperti menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan dan mematikan, mendatangkan bahaya, memberi manfaat dan lain-lain yang meripakan perbuetan-perbuatan khusus Allah SWT. Seorang muslim haruslah meyakini bahwa Allah SWT tidak memiliki sekutu dalam rububiyahNya.
Tauhid ini terkumpul dalam fitrah-fitrah insani hampir tidak ada seorang pun yang menolaknya, sehingga iblis pun menerimanya, padahal dia adalah pangkal kekufuran.
Allah SWT juga berfirman dalam Al-Quran surat Al-Mu;minun ayat 86-87 yang berbunyi :
86. Katakanlah: "Siapakah yang Empunya langit yang tujuh dan yang Empunya 'Arsy yang besar?"
87. mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka Apakah kamu tidak bertakwa?"
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Az-Zukhruf ; 87 :
87. dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah", Maka Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah )?,
Firman Allah ;
82. iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya”
Dengan tiga ayat diatas jelaslah bahwa iblis meyakini Rububiyah Allah SWT itu. Begitu pula orang-orang kafir yang lain, mereka mengakui rububiyah Allah SWT, misalnya Abu Jahal dan Abu Lahab. Mereka mengingkari pimpinan kafir, karena mereka mengakui Tauhid rububiyah atas dasar suatu yang ada di dalamnya, ialah kekufuran dan kesesatan.
Sesungguhnya bagi mereka yang hanya mengakui Tauhid Rububiyah tidak akan termasuk dalam Aqidah Islamiyah dan tidak akan selamat dari api neraka. Karena orang-orang kafir pun mengakui Tauhid Rububiyah ini, tetapi pengakuannya tidak akan memasukkan mereka kedalam islam dan Allah memberi nama mareka dengan kuffar musrikin, dan Allah mengancam mereka masuk kedalam neraka dengan langgeng, padahal mereka mengakui Tauhid Rububiyah tersebut.
3. Tauhid Asma was Sifat
Tauhid Asma was Sifat ialah : menetapkan nama-nama dan sifat-sifat untuk Allah Subhanhu wa Ta’ala sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh Allah untuk diriNya maupun yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam, serta meniadakan kekurangan-kekurangan dan aib-aib yang ditiadakan oleh Allah terhadap diriNya,dan apa yang ditiadakan oleh Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam yang terdiri dari sifat-sifat tahrif (pengubahan kata), ta’thil (meniadakan sama sekali), takyif (menanyakan bagaimana keadaan), dan tamtsil (mencontohkan dengan sifat selain Allah).
Sebagaimana Allah berfirman dalan Al-Quran surat : Asy-Ayura : 11 ;
11. “ (dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat”.
Dalam ayat lain Allah berfirman ( An-Nahl : 74 )
74. “Maka janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Begitu pula nama-nama dan sifat-sifat yang ada dalam al-Kursy, dalam surat al-Ikhlas dan yang biasa tertera dalam surat-surat makiyah tentang nama-nama Allah dan sifat-sifat Nya sebagaimana tercantum pula dalam surat madaniyan dan dalam kebanyakan ayat-ayat al-Quran.
Allah ‘Azza wa Jalla, menetapkan sifat diri-Nya dengan beberapa sifat dan memenuhi dzat-Nya dengan beberapa nam. Wajib bagi kita menetapkan-Nya dan mengi’tikadkannya sesuai dengan yang ditetapkan dalam Kitabullah, tidak boleh disertai penilaian akal dan penakwilan paham dan fikiran angan-angan serta hukum yang menyalahi penetapan Allah SWT., karena Allah lebih mengetahui tentang Diri (zat-Nya) daripada makhluk-Nya.
Firman Allah ( Thaha : 110 )
110. “Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya”.
Allah “azza wa Jalla juga melarang kita menbuat makhluk sebagai sebangsa-Nya (yang menyerupai-Nya). Dia juga melarang membuat tanda (persamaan) dengan Dia; begitu pula para pembantu, yang sebangsa-Nya, karena makhluk tiada yang menyerupai-Nya, tiada yang menyamai-Nya, tiada penyarta bagi-Nya, dan tiada yang menyerupai-Nya.
Kita beribadah kepada Allah SWT., beribadah dan berdo’a dengan Nama dan Sifat-Nya, Sebagaimana firman-Nya ( Al-A’raf : 180 ) ;
180. hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya, nanti mereka akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
Tiga jenis Tauhid inilah yang wajib diketahui oleh seorang muslim, lalu secara sungguh-sungguh dalam mengamalkannya.
BAB III
KESIMPULAN
Tauhid adalah (bahasa) mentauhidkan sesuatu, yang berarti menjadikan sesuatu itu esa. Dari segi syar’i tauhid ialah : mengesakan Allahdidalam perkara-perkara yang Allah sendiri telah menetapkannya melalui Nabi-Nabi Nya yaitu dari segi Rububiyah, Uluhiyah dan Asma was Sifat.Pengertian Tauhid berasal dari perkataan arab ( wahada ) yang berarti : mengesakan. Dari segi istilah bermaksud beri’tikad dan mempercayai bahwa Allah Subhanahu ma Ta’ala itu esa dan tunggal. Fahamnya secara praktikalnya Tauhid adalah : suatu pegangan hidup yang mempercayai bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Tuhan yang Maha Esa dan tidak ada sekutu baginya ataupun yang menyerupai-Nya.
Nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT., serta mengimaninya adalah salah satu dari macam-macam Tauhid. Karena Tauhid itu sendiri terdiri atas 3 macam :
? Tahid Rububiyah : Mengesakan Allah SWT., dalam hal perbuatan-perbuatanNya. Contoh : dalam hal menciptakan, memberi rizki dsb.
? Tauhid Uluhiyah : Mengesaka Allah SWT,. Dalam hal perbuatan-perbuatan hamba dalam bertaqarrub kepada-Nya.
? Tauhid Asma wa Sifat : adalah menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT., sebagaimana yang Dia tetapkan untuk diri-Nya atau oleh Rasul-Nya, tanpa melakukan Tahrif, Ta’thil, Takyif, dan Tamtsil.
DAFTAR PUSTAKA
Sholeh M, Aqidah Ahlu Sunnah wal Jamaah, Riyadh Arab Saudi, 1995.
Irfan Hielmy, Aqidah Ahlu Sunnah wal Jamaah (Assalafushshalih), Ciamis, 2006
http://almanhaj.or.id/content/2333/slash/0
http://thoifahmanshurah.wordfress.com/2007/11/05/pengertian -tauhid.
http://www.indonesiaindonesia.com/f/5168-pengertian-tauhid/
Tauhid dan Macam-macamnya
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Jawharie.blogspot.com
0 Comments