Fungsi dan Prinsip BK

Diantara upaya membangun kemandirian pada peserta didik adalah dengan mengarahkan mereka pada potensi yang mereka miliki melalui Bimbingan dan Konseling. Di sini pendidikan memegang peranan penting dalam mendukung mereka untuk meraih apa yang mereka inginkan dengan membekali anak didik dengan berbagai pengetahuan yang berhubungan dengan cita-cita yang ingin mereka raih.

FUNGSI BK

1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif sehingga memiliki motivasi dari dalam dirinya sendiri untuk meraih kemandirian dalam hidupnya.

2. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.

3. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).

4. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya (mandiri dalam setiap tugas perkembangannya). Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.

5. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.

6. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.

7. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.

8. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
9. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.

10. Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.

11. Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.


PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fundasi atau landasan bagi pelayanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian pelayanan bantuan atau bimbingan, baik di Sekolah/Madrasah maupun di luar Sekolah/Madrasah. Prinsip-prinsip itu adalah:

1. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan (individual).

2. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.

3. Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada konseli yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.

4. Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama. Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka bekerja sebagai teamwork.

5. Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan konseling. Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada konseli, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi konseli untuk memper-timbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.

6. Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.

Sumber : DI SINI

Masalah Belajar dan Cara Penanggulangannya

1. Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun kemandirian pada anak didik. Belajar adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari pendidikan. Pendidikan dapat dikatakan baik jika mampu memotivasi peserta didik untuk terus belajar walau bukan di bangku sekolah. Jika hal ini tercapai maka ini merupakan perwujudan dari kemandirian dalam belajar, dimana anak tidak mempunyai ketergantungan kepada guru dalam belajar. Namun demikian kemandirian belajar ini tidak gampang untuk meraihnya, diperlukan berbagai upaya yang sistematis dan berkesinambungan dari para pendidik yang didukung oleh berbagai pengetahuan yang berhubungan dengan dunia pendidikan.
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan.
Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya. Untuk itu seorang pendidik hendaknya benar-beanr mengerti masalah-masalh yang di hadapain siswanya serta solusi untuk menanggulangi sehingga tercapai tujuan pendidikan yang direncanakan.
2. Pembahasan
a. Masalah-masalah Belajar
Kesulitan belajar siswa mencakup pengetian yang luas, diantaranya : (a) learning disorder; (b) learning disfunction; (c) underachiever; (d) slow learner, dan (e) learning diasbilities. Di bawah ini akan diuraikan dari masing-masing pengertian tersebut.
1) Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.
2) Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik.
3) Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 - 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.
4) Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
5) Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.
Beberapa perilaku yang merupakan manifestasi gejala kesulitan belajar, antara lain :
1) Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya.
2) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin ada siswa yang sudah berusaha giat belajar, tapi nilai yang diperolehnya selalu rendah
3) Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal dari kawan-kawannya dari waktu yang disediakan.
4) Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya.
5) Menunjukkan perilaku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam atau pun di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, dan sebagainya.
6) Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti : pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu. Misalnya dalam menghadapi nilai rendah, tidak menunjukkan perasaan sedih atau menyesal, dan sebagainya.
Sementara itu, Burton (Abin Syamsuddin. 2003) mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar, yang ditunjukkan oleh adanya kegagalan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan belajar. Menurut dia bahwa siswa dikatakan gagal dalam belajar apabila :
1) Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan materi (mastery level) minimal dalam pelajaran tertentu yang telah ditetapkan oleh guru (criterion reference).
2) Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi semestinya, dilihat berdasarkan ukuran tingkat kemampuan, bakat, atau kecerdasan yang dimilikinya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam under achiever.
3) Tidak berhasil tingkat penguasaan materi (mastery level) yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam slow learner atau belum matang (immature), sehingga harus menjadi pengulang (repeater)
Untuk dapat menetapkan gejala kesulitan belajar dan menandai siswa yang mengalami kesulitan belajar, maka diperlukan kriteria sebagai batas atau patokan, sehingga dengan kriteria ini dapat ditetapkan batas dimana siswa dapat diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Terdapat empat ukuran dapat menentukan kegagalan atau kemajuan belajar siswa : (1) tujuan pendidikan; (2) kedudukan dalam kelompok; (3) tingkat pencapaian hasil belajar dibandinngkan dengan potensi; dan (4) kepribadian.
b. Penanggulangan Masalah Belajar
1) Perhatikan Mood
Untuk mengenal mood anak, seorang ibu harus mengenal karakter dan kebiasaan belajar anak. Apakah anak belajar dengan senang hati atau dalam keadaan kesal. Jika belajar dalam suasana hati yang senang, maka apa yang akan dipelajari lebih cepat ditangkap. Bila saat belajar, ia merasa kesal, coba untuk mencari tahu penyebab munculnya rasa kesal itu. Apakah karena pelajaran yang sulit atau karena konsentrasi yang pecah. Nah di sini tugas orangtua untuk menyenangkan hati si anak.
2) Siapkan Ruang Belajar
Kesulitan belajar anak bisa juga karena tempat yang tersedia tidak memadai. Karena itu, coba sediakan tempat belajar untuk anak. Selain itu, saat mengajari anak ini Anda bisa melakukannya dengan menularkan cara belajar yang baik. Misalnya bercerita kepada anak tentang bagaimana dahulu ibunya menyelesaikan mata pelajaran yang dianggap sulit. Biasanya anak cepat larut dengan cerita ibunya sehingga ia mencoba mencocok-cocokkan dengan apa yang dijalaninya sekarang.
3) Komunikasi
Masa kecil kita, pelajaran yang disukai tergantung bagaimana cara guru itu mengajar. Tidak bisa dipungkiri perhatian terhadap mata pelajaran, tentu ada kaitan dengan cara guru mengajar di kelas.
Sempatkan juga waktu dan dengarkan anak-anak bercerita tentang bagaimana cara guru mereka mengajar di sekolah. Jika, anak Anda aktif maka banyak sekali cerita yang lahir termasuk bagaimana guru kelas memperhatikan baju, ikat rambut, dan sepatunya. Khusus soal komunikasi ini, biarkan anak-anak bercerita tentang gurunya. Sejak dini biasakan anak berperilaku sportif dan pandai menyampaikan pendapatnya. Selamat mencoba.
4) Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Adapun langkah-langkah mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar.
a) Menandai siswa dalam satu kelas atau dalam satu kelompok yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar baik bersifat umum maupun khusus dalam bidang studi
b) Meneliti nilai ulangan yang tercantum dalam "record academic" kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas atau dengan kriteria tingkat penguasaan minimal kompetensi yang dituntut.
c) Menganalisis hasil ulangan dengan melihat sifat kesalahan yang dibuat.
d) Melakukan observasi pada saat siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar yaitu mengamati tingkah laku siswa dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu yang diberikan di dalam kelas, berusaha mengetahui kebiasaan dan cara belajar siswa di rumah melalui check list
e) Mendapatkan kesan atau pendapat dari guru lain terutama wali kelas,dan guru pembimbing.
5) Mengalokasikan letaknya kesulitan atau permasalahannya, dengan cara mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu, seperti catatan keterlambatan penyelesaian tugas, ketidakhadiran, kekurang aktifan dan kecenderungan berpartisipasi dalam belajar.
6) Melokalisasikan jenis faktor dan sifat yang menyebabkan mengalami berbagai kesulitan.
7) Memperkirakan alternatif pertolongan. Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya baik yang bersifat mencegah (preventif) maupun penyembuhan (kuratif).
3. Kesimpulan
Kesulitan dalam pembelajaran atau belajar merupakan suatu hal yang sering ditemui oleh para pendidik, terutama guru. Sebagai upaya untuk memberikan terapi terhadap permasalahan kesulitan belajar maka dapat ditempuh melalui berbagai media penanganan yang khusus intensif serta terpadu antara pendidik, siswa dan orang tua di rumah. Karena walau bagaimanapun juga sebagaian waktu anak lebih banyak dihabiskan di rumah dari pada di sekolah di bawah pengawasan orang tua.
Dalam hal ini pendidik dalam hal ini guru di sekolah dan orang tua di rumah dituntut untuk benar-benar mengerti akan tipe atau jenis masalah yang dihadapi oleh siswa/anak. Dengan memahami jenis masalah, diharapkan pendidik mempu memberikan solusi penanggulangan sesuai dengan masalah yang bersangkutan.

Ditulis oleh Ardian AS

Jenis Layanan Bimbingan Konseling

Prayitno, menjelaskan bahwa layanan BK mencakup sembilan jenis layanan, yaitu:

1) Layanan Orientasi

Layanan orientasi yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasukinya untuk mempermudah dan memperlancar berperannya klien dalam lingkungan baru tersebut.

2) Layanan Informasi

Layanan informasi yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan
klien.

3) Layanan Penempatan dan Penyaluran

Layanan penempatan dan penyaluran yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien memperoleh penempatan dan penyaluran yang sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing.

4) Layanan Penguasaan Konten

Layanan penguasaan konten yakni layanan konseling yang memungkinkan klien mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.

5) Layanan Konseling Individual

Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli/klien. Konseli/klien mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri, kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai petugas yang profesional dalam jabatannya dengan pengetahuan dan ketrampilan psikologi. Konseling ditujukan pada individu yang normal, yang menghadapi kesukaran dalam mengalami masalah pendidikan, pekerjaan dan sosial dimana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri. Dapat disimpulkan bahwa konseling hanya ditujukan pada individu-individu yang sudah menyadari kehidupan pribadinya.

6) Layanan Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli/klien. Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.

7) Layanan Konseling Kelompok

Strategi berikutnya dalam melaksanakan program BK adalah konseling kelompok. Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada peserta didik dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan.

8) Layanan Mediasi

Layanan mediasi yakni layanan konseling yang memungkinkan permasalahan atau perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat terentaskan dengan konselor sebagai mediator.

9) Layanan Konsultasi

Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai suatu proses penyediaan bantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas peserta didik atau sekolah. konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada klien, tetapi secara tidak langsung melayani klien melalui bantuan yang diberikan orang lain.

Ditulis oleh Ifdil

SUKSES DUNIA DAN AKHIRAT

Semua orang ingin sukses, baik di dunia maupun di akhirat, siapapun dia, termasuk orang atheis, walaupun dia tidak mengakui adanya tuhan, tetapi fitrah agamanya tidak bisa hilang begitu saja, selamanya akan tetap ada walaupun tidak diungkapkan. Firman Allah SWT. dalam surat Al A’raf ayat 172, “Bukankah aku ini Tuhanmu ? Mereka menjawab, Ya kami bersaksi bahwa engkau adalah tuhan kami”.

Kesuksesan di dunia mungkin terlihat sangat menyenangkan. Orang yang kaya segala keinginannya terpenuhi, perusahaannya dimana-mana, depositonya tidak terhitung, kapal pesiarnya lebih dari sepuluh ditambah pesawat pribadi yang setia mengantarkannya kemanapun ia mau, rumahnya ada dimana-mana dan lain sebagainya. Sepintas orang tersebut terlihat sangat bahagia dan terpuaskan. Tetapi benarkah demikian. Benarkah hatinya benar-benar tentram, tenang dan tidak gelisah, ataukah dirinya telah menjadi bahan permainan dari harta-hartanya sehingga ia tidak merasakan sedikitpun kepuasan atas hasil usahanya, yang ada hanya kekhawatiran, kelelahan dan beban pikiran.

Sebaliknya, kemiskinan tidak berarti tidak merasakan kepuasan. Begitu banyak orang yang miskin tetapi bisa tidur terlelap tanpa beban apapun. Ada juga orang miskin yang merasa cukup atas anugerah Allah setelah dia berusaha maksimal untuk meraihnya. Tapi apakah agama memerintahkan agar kita menjadi orang miskin ? Tentu saja tidak. Bahkan kemiskinan lebih dekat kepada jurang kekafiran. Lantas seperti apakah profil ideal yang diharapkan agar oleh agama sehingga bisa sukses dunia dan akhirat ?

Allah SWT. Berfirman dalam surat An Nahl ayat 97, yang artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.

Ayat ini secara eksplisit memerintahkan agar kita senantiasa mengerjakan amal saleh. Allah tidak menyebutnya ibadah yang saleh, tetapi amal yang saleh. Ini menunjukkan bahwa pandangan agama hanya sebagai ritualitas saja adalah salah, tetapi agama harus dipandang sebagai pedoman dalam melaksanakan seluruh aktivitas (amal), baik yang berhubungan dengan ritual maupun non ritual dan aktivitas tersebut harus dilaksanakan dengan dilandasi oleh kesalehan individu dan keimanan. Dengan demikian maka jika ada seseorang melakukan usahanya dengan dilandasi kesalehan maka ia akan mendapat balasannya, begitu juga jika ada orang yang melakukan ritual dilandasi dengan kesalehan maka akan mendapat balasannya.

Prakteknya dalam kehidupan, jika kita ingin sukses di dunia maka jadilah orang yang terus berikhtiar meraih kesuksesan dilandasi dengan kesalehan sosial, misalnya jujur, dapat dipercaya, semangat, terampil, pantang menyerah, kreatif, inovatif dan lain-lain. Kesalehan itu sendiri akan muncul ketika seseorang sudah dekat dengan Sang Pencipta. Kesalehan ini tidak akan muncul dari orang yang jauh dari Sang Pencipta, karena perasaan jauh ini akan mendorongnya untuk melakukan hal yang dilarang dan ia merasa tidak akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Andaipun kesalehan itu ada, kesalehan itu tidak akan membuatnya tenang dan tentram dalam berkarya, karena hatinya gersang dan punya ketergantungan kepada materi yang cukup kuat. Sebaliknya orang yang kesalehannya muncul atas kedekatannya kepada Allah, maka kesalehan itu akan berbekas, bukan hanya kepada dirinya tetapi juga orang disekitarnya. Dia tidak memiliki ketergantungan kepada materi, sehingga ia tidak takut untuk kehilangannya. Ia juga akan memberikan karya terbaik, walaupun majikannya tidak ada didekatnya, karena motivasinya bukan pujian dan sanjungan dari atasan, tetapi semata meraih mardhatillah.

Pada dasarnya agama memerintahkan kita kaya, tetapi kekayaan tersebut harus diraih atas kesalehan dan digukanan untuk proyek amal shaleh. Kekayaan tanpa kesalehan memungkinkan orang melakukan kegiatan maksiat untuk meraihnya serta membelanjakannya. Selanjutnya ketika ia berusaha maksimal tapi tidak menjadi orang kaya, ia akan tetap tenang, tentram dan tidak tertekan, karena kekayaan bukan tujuan akhirnya. Inilah hakikat kesuksesan di dunia, yaitu tidak memiliki ketergantungan kepada kekayaan apakah dia jadi orang kaya ataupun jadi orang miskin.
Adapun hakikat kesuksesan di akhirat adalah ketika kita bisa menghirup udara kebebasan yang abadi disurga, yang hanya bisa kita raih dengan amal saleh yang dilandasi oleh keimanan kepada Allah SWT.
Kesimpulannya jika sinergi antara kesalehan sosial dengan kesalehan ritual terbentuk, maka ia termasuk kepada orang yang dijanjikan oleh Allah SWT. akan mendapat kehidupan yang baik di dunia dan mendapat balasan pahala berupa surga kelak di akhirat, dalam perkataan lain sukses di dunia dan akhirat. Wallahu A’lam.

AGAMA ANTARA SIMBOL RITUAL DAN MAKNA ESENSIAL (2)

Ja'far al-Shadiq, guru dari para imam dan tokoh keagamaan besar dalam sejarah Islam baik untuk kalangan Ahl al-Sunnah maupun Syi'ah, memberikan Pandangan Ketuhanan yang amat mendasar yang diterangkan dengan jelas sekali. Dalam sebuah penuturan, ia menjelaskan nama "Allah" dan bagaimana menyembah-Nya secara benar sebagai jawaban atas pertanyaan Hisyam: "Allah" (kadang-kadang dieja, "Al-Lah") berasal "ilah" dan "ilah" mengandung makna "ma'luh', (yang disembah), dan nama (ism) tidaklah sama dengan yang dinamai (al-musamma). Maka barangsiapa menyembah nama tanpa makna, ia sungguh telah kafir dan tidak menyembah apa-apa. Barangsiapa menyembah nama dan makna (sekaligus), maka ia sungguh telah musyrik dan menyembah dua hal. Dan barangsiapa menyembah makna tanpa nama maka itulah Tawhid. Engkau mengerti, wahai Hisyam?" Hisyam mengatakan lagi, "Tambahilah aku (ilmu)". Ja'far al-Shadiq menyambung, "Bagi Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung ada Sembilan puluh sembilan nama. Kalau seandainya nama itu sama dengan yang dinamai, maka setiap nama itu adalah suatu Tuhan. Tetapi Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung adalah suatu Makna (Esensi) yang diacu oleh nama-nama itu, sedangkan nama-nama itu sendiri seluruhnya tidaklah sama dengan Dia..."

Kisah diatas menunjukkan bahwa agama mengandung simbol-simbol (dalam contoh di atas : nama Allah), tetapi nama Allah tersebut bukan esensi dari nama itu sendiri, tetapi terkandung makna esensial dari nama itu, yakni Al musamma (Dzat Allah).

Agama tidak bisa lepas dari simbol, bahkah Allah memerintahkan umat Islam untuk mengagungkan simbol-simbol agama, firman Allah SWT. “Barang siapa yang mengagungkan syi’ar-syi’ar agama Allah, maka itu bagian dari ketakwaan hati”. Namun demikian tidak cukup mengaplikasikan agama hanya dari simbolnya saja, tetapi harus meresap sampai ke dalam makna esensial dari agama itu sendiri, firman Allah :”Masuklah ke dalam Islam secara kaffah (menyeluruh) dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu” (QS. Al Baqarah : 208)., ketika manusia melaksanakan shalat, maka tidak cukup hanya pelaksanaan ritual shalat itu sendiri, tapi harus sampai kepada makna esensial dari shalat tersebut yaitu kesalehan dan penghambaan kepada Allah SWT.

Jika makna esensial ibadah telah mengakar kuat dalam hati manusia, maka kesalehan masyarakat akan terbentuk, sehingga agama tidak dipandang sebagai simbol ritual saja yang kosong dari esensi agama itu sendiri, tetapi esensi agama itu akan tergambar dalam seluruh aktivitas kehidupannya, baik dalam berhubungan dengan Allah (hablum minallah) maupun berhubungan dengan sesama manusia (hablum minannas).

Dengan demikian yang dikatakan "ideal" dalam kehidupan beragama ialah jika ada keseimbangan antara simbolisasi dan substansi. Artinya, jika terdapat kewajaran dalam penggunaan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga agama memiliki daya cekam kepada masyarakat luas (umum), namun tetap ada kesadaran bahwa suatu simbol hanya mempunyai nilai instrumental, dan tidak intrinsik (dalam arti tidak menjadi tujuan dalam dirinya sendiri, melainkan menuju kepada suatu nilai yang tinggi). Bersamaan dengan penggunaan simbol-simbol diperlukan adanya kesadaran tentang hal-hal yang lebih substantif, yang justru mempunyai nilai intrinsic (makna esensial). Justru segi ini harus ditumbuhkan lebih kuat dalam masyarakat. Agama tidak mungkin tanpa simbolisasi, namun simbol tanpa makna adalah absurd, muspra dan malah berbahaya. Maka agama ialah pendekatan diri kepada Allah dan perbuatan baik kepada sesama manusia, sebagaimana keduanya itu dipesankan kepada kita melalui shalat kita, dalam makna takbir (ucapan "Allah-u Akbar") pada pembukaan dan dalam makna taslim (ucapan,'assalamu'alaikum...") pada penutupannya.

Referensi : Dari berbagai sumber

PEMAHAMAN AGAMA ANTARA SIMBOL RITUAL DAN MAKNA ESENSIAL

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu” (QS. Al Baqarah : 208).

Islam merupakan agama yang sempurna, ajarannya meliputi seluruh relung kehidupan, dari hal yang sederhana seperti makan sampai hal yang rumit dan pelik seperti masalah tata negara dan pemerintahan. Dalam kesempurnaanya, Islam merupakan rahmat bagi sekalian alam yang meliputi manusia, hewan dan alam semesta. Komprehensipnya ajaran Islam ini akan mendorong kesejahteraan dan kenyamanan hidup di dunia dan memberi efek menyelamatkan kelak di akhirat, karena itulah Allah memerintahkan kaum muslimin untuk mengamalkan ajaran Islam secara kaffah, yakni secara utuh dan menyeluruh, bukan hanya sebagian-sebagian.

Kekaffahan beragama itu sendiri telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Beliau sebagai suri tauladan yang baik bagi seluruh manusia selalu melakukan ritual beribadah secara mahdhah kepada Allah SWT tanpa melupakan ibadah horizontal antar sesama manusia dan alam sebagai makna esensial dari ibadah mahdhah. Beliau hamba yang telah diampuni dosanya tetapi tidak pernah kering bibirnya dari istighfar. Beliau hamba yang selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah fardhu dan sunnah. Beliau juga merupakan seorang pemimpin yang menyayangi rakyatnya, seorang tetangga yang selalu memperhatikan hak tetangga walaupun tetangga itu seorang yang kafir, dan seorang bapak yang menyayangi anak dan cucu-cucunya. Beliaulah seorang yang jika diberi kebaikan maka akan membalas dengan yang lebih baik, dan jika diberi keburukan maka akan dibalas dengan kebaikan. Karena itulah Al Quran menyebutnya “Wainnaka la’ala huluqin adzim”.

Jika kita bercermin kepada akhlak Rasulullah Saw. Maka kita akan menemukan betapa kita masih jauh dari akhlak Beliau, bahkan diantara umat Islam banyak yang menampilkan sikap dan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam sebagai agama yang dianutnya. Banyak dari mereka yang suka mencuri, berzina, membunuh, bermusuhan, bertengkar, berjudi, berkhianat, korupsi, menyuap dan lain-lain. Ini merupakan ketidakkonsistenan umat Islam dalam beragama.

Kenapa hal demikian bisa terjadi ? Jawabannya pun akan beragam dan kompleks. Berdasarkan analisis rasional yang dapat dipertanggungjawabkan, didapat beberapa dugaan (hipotesis), diantaranya :

1. Dikalangan umat Islam masih ada yang beragama Islamnya hanya pengakuan (formalis).
2. Masih banyak umat Islam yang ambivalen dalam keyakinannya. Selain mengakui Allah sebagai tuhannya mereka juga meyakini hal-hal khurafat, seperti Dewi Sri, Nyi Roro Kidul dan lain-lain.
3. Masih banyak umat Islam yang parsial dalam mengamalkan ajaran Islamnya, seperti suka shalat tapi masih suka membuka aurat, pernikahan diatur secara islami tetapi pembagian warits tidak mau secara islami, dan lain-lain.
4. Di kalangan Islam masih ada yang bersikap sekuler, yang memisahkan antar kehidupan dunia dan kehidupan ukhrawi. Mereka menetralisir aspek ekonomi, politik, ketatanegaraan, sosial budaya dan seni dari nilai-nilai agama dengan dalih agama hanya mengurus ritual saja.

Keadaan umat Islam seperti di atas, sangat tidak menguntungkan bagi kemajuan Islam sendiri, terutama bagi kemuliaan Islam yang telah dinash “Ya’lu wala yu’la alaih”.

Agar umat Islam bisa bangkit menjadi umat yang mampu mewujudkan misi “rahmatan lil ‘alamin” maka seyogyanya memiliki pemahaman yang utuh tentang Islam itu sendiri. Umat Islam tidak hanya memiliki kekuatan imtaq (iman dan taqwa) tetapi juga memiliki kekuatan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Mereka diharapkan dapat mengintegrasikan antara pengamalan ibadah ritual (yang oleh sebagian orang dianggap sebagai simbol kesadaran beragama) dengan makna esensial ibadah itu sendiri yang dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pengendalian diri, sikap sabar, amanah, jujur, adil, toleran, saling menghormati, tidak suka menyakiti, melecehkan dan menghujat orang lain. Dapat juga dikatakan umat Islam mampu menyatupadukan antara ibadah mahdhah dan ibadah ghair mahdhah.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, sebuah hadits menyatakan bahwa ”Seseorang berkata kepada Rasulullah Saw., bahwa si Fulan selalu berpuasa pada siang hari dan beribadah pada malam hari, tetapi dia suka mengganggu tetangga dengan lisannya. Rasulullah Saw. bersabda, “Orang itu tidak baik dan termasuk ahli neraka”.

Selanjutnya Rasulullah Saw. bersabda, “Akhlak yang buruk merusak amal (kebaikan) seperti cuka merusak madu”.

Berdasarkan hadits di atas, maka komitmen umat Islam terhadap ajaran Islam seharusnya tidak hanya sebatas mengamalkan ritual keagamaan, tetapi mengaplikasikan makna-makna esensial dari ritual tersebut. Makna esensial dari setiap ritual ibadah itu meliputi :

1. Ibadah merupakan perwujudan iman seseorang kepada Allah.
2. Ibadah merupakan bentuk taqarrub, taabbud dan mahabbah makhluk kepada Khalik.
3. Ibadah mengandung nilai yang harus direflesikan dalam sikap dan perilaku sehari-hari dalam berhubungan dengan orang lain (Akhlakul Karimah).

Sebagai contoh shalat selain sebagai simbol ritual, ia juga mengandung makna esensial yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, yakni silaturrahmi, persaudaraan, ketaatan kepada pemimpin, menebar salam perdamaian, menundukan pandangan dan lain-lain.


Referensi : Syamsu Yusuf (2005), Psikologi Belajar Agama, Pustaka Bani Quraisy, Bandung.

Mengaplikasikan Nilai Qurban

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Muqaddimah
Quran surat Al Kautsar

Bapak dewan juri, yang adil dan bijaksana, yang saya hormati dan semoga Alloh mulyakan, amiin.

Para pemuda harapan bangsa, para pemudi harapan ibu pertiwi sekaligus harapan kami, yang saya cintai semoga Alloh mulyakan, amiin.Tak lupa hadirin hadirat rahimakumulloh.
Syukur alhamdulillah kepada Allah SWT, yang telah memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita, sehingga kita masih bisa menghirup udara di bulan yang agung ini, dimana sebentar lagi kita akan merayakan suatu peristiwa besar, yaitu peristiwa penyembelihan Nabi Ismail oleh ayahnya Nabi Ibrahim, yang pada akhirnya diganti dengan Domba, yang kita kenal dengan peristiwa kurban.

Hadirin Rahimakumullah.

Peristiwa kurban merupakan cobaan terbesar bagi Nabi Ibrahim, karena siapa pun tak akan rela mengorbankan anaknya sendiri untuk disembelih. Tetapi, mengingat yang memberi perintah itu adalah Allah, Tuhan pencipta langit dan bumi, maka dengan hati yang ikhlas dan penuh kesabaran Nabi Ibrahim menunaikan perintah tersebut. Ini merupakan cermin bagi seluruh Kaum Muslimin bahwa seberat apapun perintah Allah itu harus kita lakukan, walaupun itu harus mengorbankan harta, keluarga, bahkan jiwa sekalipun.

Peristiwa kurban juga merupakan bentuk syukur kaum muslimin kepada Allah SWT. bukankah kita hidup adalah karena rizki umur dari Allah, kita bisa makan adalah karena Allah telah menumbuhkan padi untuk kita, dan masih banyak lagi rizki Allah kepada kita yang tidak mungkin kita dapat menghitungnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Kautsar ayat 1-3 :

Innaa a'thoinaakal kautsar dst.

Yang artinya :
1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.
3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus.

Hadirin Rahimakumullah.

Peristiwa kurban juga merupakan pendidikan sosial bagi kaum muslimin. Bukankah manusia diciptakan oleh Allah dengan keadaan yang berbeda-beda, ada yang miskin ada yang kaya, ada pejabat yang mobilnya mengkilat ada juga rakyat yang hidupnya melarat, ada konglomerat yang rumahnya bertingkat ada juga masyarakat yang bergelandang tidak memiliki tempat. Nah melalui kurban inilah mari kita berbagi, tolong menolong dengan yang lain. Yang kaya membantu yang miskin, para pejabat membantu rakyatnya dan para konglomerat berkurban untuk masyarakat, sebagaimana firman Allah SWT :

Wata'aawanu 'alal birri wat taqwaa walaa ta'aawanu alal itsmi wal 'udwan

Yang artinya tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan janganlah kalian tolong menolong dalam dosa dan permusuhan.

Dari awal sampai akhir dapat diambil esensinya, bahwa sebentar lagi kita akan dihadapkan pada ibadah kurban yang mengandung pelajaran berharga bagi kita, diantaranya sebagai ujian kesabaran, sebagai bentuk syukur kepada Allah dan sebagai bentuk kepedulian sosial kita terhadap orang yang membutuhkan.

Demikian uraian singkat dari saya, mohon maaf atas segala kekurangan,
Bila ada sumur diladang, boleh kita menumpang mandi,
Kalau ada umurku pangjang, boleh kita berjumpa lagi.
Buah tomat buah peutey, tamat euy......

Billahi taufiq wal hidayah wassalaamu'alaikum Wr. Wb.

Manifestasi Nilai Shalat dalam Kehidupan

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Muqaddimah

Bapak Dewan juri yang adil dan bijaksana yang kami hormati mudah-mudahan Alloh mulyakan, amiin!

Tak lupa Bapak Kepala Sekolah beserta seluruh jajaran guru dan TU yang sama-sama kami hormati mudah-mudahan Alloh mulyakan, amin !
Hadirin hadirat rahimakumulloh.

Tiada kata yang paling utama untuk kita ungkapkan diawal kita berbicara, kecuali memanjatkan puji dan puja kepada Alloh SWT yang mana ia telah mewajibkan kepada umat Islam untuk senantiasa melaksanakan sholat lima waktu yang ia perintahkan ketika Nabi Besar Muhammad Saw melaksanakan Isro Mi’raj. Sholawat beserta salam semoga selamanya tetap terlimpah dan tercurah kepada baginda alam, dialah pemimpin tertinggi anti korupsi, baginda termulia anti durhaka, yakni habibana wanabiyyana wamaulana Muhammad SAW. Pada kesempatan kali ini insya Alloh saya akan membawakan tema seputar Isro Mi’raj dengan judul Memanifestasikan Nilai-nilai Sholat dalam kehidupan sehari-hari.

Hadirin Rahimakumulloh.

Ketika Rasululloh masih dirundung duka diliputi oleh nestapa karena beliau ditinggal oleh dua insan yang sangat dicintainya, yang begitu berjasa kepada Agama Islam, yaitu Abu Tholib dan istrinya Siti Khodijah, maka pada tahun ke-11 dari kenabian Alloh swt mengundangnya untuk menerima perintah sholat melalui peristiwa Isra wal Mi’raj.
Isra artinya berjalan pada waktu malam. Sedangkan mi’raj artinya Naik ke langit sampai ke sidratul muntaha. Di sidratul muntaha inilah rasululloh saw bermunajat kepada Alloh swt sehingga akhirnya diwajibkan kepadanya beserta seluruh umatnya untuk melaksanakan sholat lima waktu dalam sehari semalam.

Hadirin rahimakumulloh.

Sholat merupakan hal yang sangat Urgen bagi umat islam, karena ia mempunyai kedudukan yang sangat penting sebagai Pilar agama yang harus senantiasa di jaga dan dilaksanakan oleh umat Islam. Sabda Nabi Saw.

Ashshalaatu 'imadduddiin, faman aqaamahaa faqad aqaamaddin, waman tarakahaa faqad hadamaddiin.

Artinya : sholat itu tiang agama, maka barang siapa menjalankannya maka ia telah menegakkan agamanya, dan barang siapa yang meninggalkannya, maka ia telah menghancurkan agamanya.
Secara tidak langsung Hadits di atas memerintahkan kita untuk melaksanakan sholat, bukan hanya sholat secara ritual tetapi lebih dalam kehidupan sehari-hari pun kita dituntut untuk melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam sholat. Apa sajakah nilai-nilai yang terkandung dalam sholat ?

1. Dalam sholat ada silaturrahim. Ketika di masjid adzan berkumandang maka umat islam berbondong-bondong pergi ke mesjid untuk melaksanakan sholat berjama’ah, maka pada saat itulah terjadi interaksi antar jemaah yang menimbulkan rasa persatuan yang begitu mendalam sehingga ketika salah satu jamaah tidak hadir dan diketahui ternyata beliau sakit maka disitulah timbul rasa kasih sayang, inilah yang disebut silaturrahim. Nah Umat Islam diharapkan bisa menjalin silaturrahi dengan berbagai elemen masyarakat sehingga ia menjadi perekat bagi terbentuknya persatuan yang dilandasi dengan kasih sayang.

2. Sholat itu mengajarkan kedisiplinan. Bukankah sholat itu telah ditentukan waktunya, dan umat islam dituntut untuk melaksanakannya pada waktu yang telah ditentukan. Firman Alloh :

Innashsahalaata kaanat 'alal mu'miniina kitaabam mauquutaa

Dengan melaksanakan sholat diharapkan umat islam bisa memahami bagaimana pentingnya kedisiplinan dalam meraih kesuksesan. Orang yang disiplin akan meraih waktu yang lebih banyak untuk mengukir prestasinya dalam lembaran kehidupan, sementara orang yang terlambat dan tidak disiplin hanya mendapat kesemrawutan dan jauh dari prestasi.

3. Sholat itu mengajarkan Taat kepada pimpinan. Seseorang yang berdiri dibelakang imam ketika sholat maka ia tidak boleh mendahului imam dalam gerakan dan berada lebih depan daripada imam. Ini mengisyaratkan kepada kita bahwa selama pimpinan tidak menyuruh kepada kemungkaran, selama pemimpin tidak menyuruh kepada kemaksiatan, maka tidak ada pilihan bagi bawahannya kecuali untuk taat kepadanya. Pentingnya taat kepada pimpinan tergambar jelas dalam peristiwa perang uhud. Pada saat itu pasukan pemanah yang berada diatas bukit lupa atas perintah nabi untuk tetap tinggal diatas bukit apapun yang terjadi. Mereka tergoda dengan gonimah-gonimah yang berserakan di bawah sana. Akhirnya merekapun turun. Ketidaktaatan mereka pada perintah Rosul, menyebabkan Umat Islam kalah dalam perang tersebut.

Hadirin Rohimakumulloh.

Sebenarnya masih banyak nilai-nilai yang terkandung dalam sholat seperti Menundukan pandangan, senantiasa membaca alQuran, membiasakan membaca salam, menjalin kebersamaan dan lain-lain. Namun karena keterbatasan waktu, hanya itu yang dapat saya sampaikan. Mudah-mudahan kita semua disamping senantiasa melaksanakan sholat tepat pada waktunya kita juga dapat melaksanakan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Bila ada sumur diladang, boleh kita menumpang mandi, Kalau ada umur yang pangjang, boleh kita berjumpa lagi.

Uusiikum wa nafsi bitaqwallah, Wassalaamu'alaikum Wr. Wb.

Quranku Keren

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur mari kita panjatkan kepada Dzat yang Maha Ghafur, yang nikmatnya tidak akan pernah terukur walaupun oleh para insinyur, apalagi oleh tukang cukur dan tukang bajigur, yang Maha Kasih yang kasihnya tidak pilih kasih, yang Maha Penyayang yang sayangnya tidak pandang orang, karena hanya atas karunia-Nyalah kita dapat berkumpul ditempat yang mulia ini dalam rangka taqarruban ilallah yang dikemas dalam kegiatan FASI.

Shalawat beserta salam semoga selamanya terlimpah dan tercurah kepada baginda alam, pemimpin tertinggi anti korupsi, baginda termulya anti durhaka, dialah pemimpin yang miskin tapi mampu memberantas kemiskinan, pemimpin yang sederhana tapi menjadi panutan seluruh dunia, dialah habibana wanabiyyana Muhammad Saw.

Dewan juri yang kami hormati, hadirin rahimakumullah.

Seorang orientalis pernah berkata : “Tidak ada satu bacaan pun dalam kurun waktu 1500 terakhir ini yang demikian indah dan merdu, serta dapat menggetarkan jiwa manusia yang mendengarkannya kecuali Al Quran”. Kutipan ini seolah menyadarkan kita umat Islam bahwa kitab suci yang kita miliki begitu agung, indah dan komprehensip. Sehingga kita sangat layak dan pantas untuk menjadikannya sebagai pedoman hidup kita di dunia untuk meraih kebahagian kelak di akhirat. Karena itulah pada saat ini saya akan mengambil tema “Quranku Keren”.
Hadirin Rahimakumullah.

Kita sebagai kaum muslimin selayaknya merasa bahagia dan bangga dijadikan sebagai seorang muslim, kenapa ? karena kita hidup dalam tuntunan Al Quran yang disamping agung dan mulia, ia juga keren dan gaul. Biarpun anak muda sekarang menggandrungi lagu-lagu ungu dan peterpen, namun keindahan ayat Al Quran tidak akan pernah tertandingi dan terkalahkan, kenapa demikian ? Shihabudin Qulyubi dalam bukunya Stilistika Al Quran mengatakan keserasian antara bunyi harkat, sukun, mad dan gunnah telah menimbulkan suatu alunan musik yang mengagumkan dimana perpindahan dari satu nada ke nada yang lain yang bervariasi telah menimbulkan warna musik yang beragam. Bukankan ini sebagai bukti bahwa al quran lebih keren dibanding syair lagu manapun di dunia ini ? betul apa betul ?

Hadirin Rahimakumullah.

Sampai disanakah keindahan al Quran ? tidak, masih banyak kemukjizatan Al Quran yang lain yang menjadikannya sebagai kitab terkeren di dunia. Diantara keunggulan tersebut adalah :

1. Al Quran mampu memberi informasi terhadap kejadian-kejadian yang akan terjadi, seperti informasi kemenangan bangsa Romawi atas bangsa Persia pada masa sekitar sembilan tahun sebelum peristiwa itu terjadi. Al Quran juga mampu memberi informasi tentang kejadian masa lalu dimana nabi Muhammad sendiri tidak pernah mengalaminya, seperti kisah Ashabul Kahfi, kisah Dzulqornain dan kisah-kisah lain yang mengandung hikmah yang besar bagi kaum muslimin.

2. Al Quran juga mengandung isyarat-isyarat ilmiyah yang sangat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sejak 1400 tahun yang lalu sebelum akhirnya para ilmuwan membenarkan isyarah tersebut, seperti pernyataan Al Quran dalam surat Al Anbiya ayat 30 yang menyatakan bahwa langit dan bumi tadinya merupakan satu gumpalan, yang akhirnya dibuktikan oleh Edwin Hubbel pada tahun 1929 yang disebut dengan teori Bing Bang. Dan masih banyak lagi isyarat lain seperti proses penciptaan manusia, fakta tentang gunung sebagai pasak bumi, lempengan-lempengan tanah, tata surya dan lain-lain.

Karena itulah Allah berfirman dalam Al Quran surat Al Isra ayat 88 yang artinya : “Katakanlah, seandainya manusia dan jin berkumpul untuk menyusun semacam Al Quran ini, mereka tidak akan berhasil menyusunnya, walaupun mereka bekerja sama”. Hadirin Rahimakumullah.

Dari awal sampai akhir dapat disimpulkan bahwa Al Quran merupakan kitab yang keren karena disamping kata-katanya yang indah, ia juga mengandung informasi kejadian yang akan datang, kejadian terdahulu dan mengandung isyarat-isyarat ilmiah, yang semuanya itu sudah ada sejak 1400 tahun yang lalu.

Kalau ada jarum yang patah, jangan kau simpan didalam peti
Kalau ada kata yang salah, jangan kau simpan di dalam hati
Burung irian burung cendrawasih, cukup sekian dan terima kasih
Bunga mawa bunga melati, itulah bunga-bungaan

Billahitaufiq wal Hidayah
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Bukan Kebebasan Merusak Agama

   
Bukan Kebebasan Merusak Agama
Setiap agama memiliki prinsip dasar dan aturan yang bersifat pasti, tidak boleh ada perbedaan pendapat di dalamnya. Rukun Iman yang berjumlah enam, mulai dari iman kepada Allah SWT sampai iman kepada qada dan qadar/ketentuan Allah SWT (hadis riwayat Imam Bukhari Muslim), adalah bersifat pasti dan tetap.

Seorang Muslim dianggap keluar dari keislamannya manakala hanya mengakui dua atau tiga rukun iman saja. Rukun Islam yang berjumlah lima, mulai dari membaca dua kalimat syahadat sampai dengan melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu (Hadis Riwayat Imam Bukhari), juga bersifat pasti dan tetap. Seseorang dinyatakan murtad apabila hanya mengakui dua atau tiga rukun Islam dan mengingkari rukun Islam yang lainnya.

Abu Bakar Shiddiq bersumpah akan memerangi orang yang hanya melaksanakan shalat, tetapi secara sadar dan sengaja enggan mengeluarkan zakat. Itu karena, kewajiban shalat dan kewajiban zakat adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Allah SWT dalam surah Al-Baqarah [2]: 43 berfirman, "Dan, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukulah beserta orang-orang yang ruku."

Dalam menafsirkan ayat ini, Ibnu Mas'ud menyatakan bahwa tidak ada (pahala) shalat bagi orang yang mengingkari zakat. Dan, tidak ada pahala bagi orang yang menunaikan zakat, tetapi mengingkari kewajiban shalat.

Demikian pula kepercayaan dan keyakinan kepada Alquran dan Sunah Rasul yang merupakan sebuah kesatuan, yakin kepada Alquran harus pula yakin kepada Sunah. Ketaatan kepada Allah SWT harus pula diikuti dengan ketaatan kepada Sunah Rasulullah, sebagaimana yang termaktub dalam hadis-hadisnya.

Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran [3]: 32, "Katakanlah, 'Taatilah Allah dan Rasul-Nya. Jika kamu berpaling, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir." Karena itu, orang yang mengingkari Sunah sama dengan mengingkari Alquran. Demikian pula sebaliknya.

Aliran Ahmadiyah mengakui adanya nabi setelah Nabi Muhammad SAW. Padahal, sejak periode Rasulullah SAW sampai dengan akhir zaman, tidak ada nabi setelah Nabi Muhammad SAW. Perhatikan surah Al-Ahzab [33]: 40, "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan, adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Jika Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) tetap meyakini adanya nabi setelah Nabi Muhammad SAW, padahal sudah diberitahu dengan argumentasi yang lengkap dan cara-cara yang hikmah, mereka sama dengan menyatakan dirinya keluar dari dari ajaran Islam.

Tidak boleh dengan alasan kebebasan beragama atau alasan HAM merusak ajaran Islam yang sudah bersifat pasti dan tetap. Di Pakistan, aliran Ahmadiyah disebut sebagai kelompok minoritas non-Muslim. Sehingga, jika menjadi agama Ahmadiyah (tanpa membawa nama Islam), kewajiban kita (sebagai Muslim) untuk menghormati mereka (JAI). Wallahu A'lam.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/10/18/140802-bukan-kebebasan-merusak-agama

Bersyukur Menenangkan Jiwa

"Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur. (QS Lukman [31]: 31)

Sabar terdiri dari huruf shad, ba dan ra, yang secara bahasa adalah masdar dari fi'il madli, shabara, yang berarti 'menahan'. Menurut Rasyid Ridho, sabar adalah menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan dengan perasaan rida, ikhtiar, dan penyerahan diri. Dalam maknanya yang lebih luas, sabar mencakup tiga hal, yakni sabar melaksanakan perintah Allah, sabar menjauhi dosa atau maksiat, dan sabar menghadapi kesulitan dan cobaan.
Sedangkan, syukur (al-Syukr) adalah bentuk masdar dari kata kerja lampau syakara. Maknanya adalah mengakui nikmat dan menampakkannya. Lawannya adalah al-Kufr, melupakan nikmat dan menyembunyikannya. Hakikat syukur adalah sikap positif dalam menghadapi nikmat yang mencerminkan hubungan timbal balik antara penerima dan pemberi nikmat. Dalam pandangan al-Ghazali, syukur merupakan salah satu maqam (tempat) untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

Ketika menghadapi berbagai macam musibah, seperti banjir, tanah longsong, dan gempa, kita diperintahkan untuk bersabar dalam menghadapinya seraya mengucapkan, "Innalillahi wainna ilaihi rajiun." (segala sesuatu datangnya dari Allah, dan kita semua akan kembali kepada-Nya). Tentunya, ini disertai dengan tindakan nyata, yakni segera bangkit kembali untuk memulai kehidupan dan tak berputus asa.
Sebab, dengan kesabaran itu, kita akan dicirikan sebagai orang yang al-mukhbitin atau tunduk dan taat kepada Allah (QS [103]: 34-35), al-Mukhlisin atau orang yang berbuat baik (QS [11]: 115), ulu al-albab atau orang yang arif, dan al-Muttaqin atau ciri orang yang bertakwa (QS [3]: 15-17).

Sebaliknya, jika tidak mengalami musibah tersebut, kita diperintahkan untuk bersyukur dengan mengucap, "Alhamdulillahi rabbil alamiin." (segala puji bagi Allah yang telah menciptakan alam semesta). Rasa syukur itu tidak hanya sebatas ucapan, tetapi juga dalam bentuk tindakkan nyata, yakni dengan membantu saudara-suadara kita yang terkena musibah, baik dalam bentuk materi maupun bukan materi. Sesungguhnya, musibah dapat menimpa siapapun, kapanpun, dan di mana pun.

Kemampuan yang dimiliki oleh orang yang memiliki predikat sabar dan syukur tidak terbatas dalam memahami tanda-tanda yang dapat diamati dan dirasakan, atau yang bersifat empiris (qauniyah). Namun, mereka juga dapat memahami tanda-tanda dalam bentuk pemberitaan firman Tuhan, seperti termaktub dalam kitab suci, atau ayat qauliyah.

Mengacu pada beberapa tanda dalam Alquran, penyandang predikat sabar dan syukur memiliki daya pikir yang kuat, mampu berfikir secara empiris maupun rasional, serta memiliki kepekaan rasa yang tinggi terhadap berbagai hal yang menyenangkan ataupun menyusahkan. Kemampuan tersebut mengantarkan mereka menjadi hamba yang beriman kepada Allah SWT. Wallahu A'lam.

Sumber : http://m.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/10/14/140114-menjadi-hamba-yang-sabar-dan-bersyukur
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. JawHarie.Blogspot.com - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger