Home » , , » Sistem Penilaian dan Program Tidak Lanjut

Sistem Penilaian dan Program Tidak Lanjut

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan
Salah satu di antara masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak diperbincangkan adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata prestasi belajar, khususnya peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA). Masalah lain adalah bahwa pendekatan dalam pembelajaran masih terlalu didominasi peran guru (teacher centered). Guru lebih banyak menempatkan peserta didik sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik. Pendidikan kita kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam berbagai mata pelajaran, untuk mengembangkan kemampuan berpikir holistik (menyeluruh), kreatif, objektif, dan logis, belum memanfaatkan quantum learning sebagai salah satu paradigma menarik dalam pembelajaran, serta kurang memperhatikan ketuntasan belajar secara individual.
Demikian juga proses pendidikan dalam sistem persekolahan kita, umumnya belum menerapkan pembelajaran sampai peserta didik menguasai materi pembelajaran secara tuntas. Akibatnya, banyak peserta didik yang tidak menguasai materi pembelajaran meskipun sudah dinyatakan tamat dari sekolah. Tidak heran kalau mutu pendidikan secara nasional masih rendah. Penerapan Standar Isi yang berbasis pendekatan kompetensi sebagai upaya perbaikan kondisi pendidikan di tanah air ini memiliki beberapa alasan, di antaranya: a) potensi peserta didik berbeda-beda, dan potensi tersebut akan berkembang jika stimulusnya tepat, b) mutu hasil pendidikan yang masih rendah serta mengabaikan aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni & olah raga, serta kecakapan hidup (life skill), c) persaingan global yang memungkinkan hanya mereka yang mampu akan berhasil, d) persaingan kemampuan SDM (Sumber Daya Manusia) produk lembaga pendidikan, dan 5) persaingan yang terjadi pada lembaga pendidikan, sehingga perlu rumusan yang jelas mengenai standar kompetensi lulusan.

B. Tujuan Penulisan
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah sebagai figure intelektual didalam lingkungan masyarakat dan sebagai calon pendidik yang diharapkan mempunyai wawasan yang luas dalam berbagai disiplin ilmu, baik itu ilmu agama maupun ilmu umum, sehingga tidak diharapkan seorang guru itu GapTek (gagap teknologi) atau kehabisan materi ketika penyampaikan suatu pelajaran sehingga tidak ada lagi sesuatu yang disampaiakn, atau lagi tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh murid.
Melihat pentingnya hal diatas maka penulis menulis makalah ini dengan beberapa tujuan penting, yaitu :
1. Sebagai wahana memperluas wawasan dan pengetahuan penulis tentang isi/latar belakang mengenai materi Perencanaan Pembelajaran.
2. Ikut serta dalam memperkenalkan mata kulyah Perencanaan Pembelajaran terutama pada materi tentang Prinsip-Prinsip dan Strategi Penilaian Kelas, Ragam Penilaian Kelas, Program, Tindak Lanjut, Pelaporan Hasil Penilaian dan Pemanfaatannya.
3. Sebagai bahan diskusi dalam Mata Kulyah Perencanaan Pembelajaran semester Vb Fakultas Tarbiyah Pend. Agama Islam IAID Ciamis.

C. Batasan Pembahasan
Mengingat luasnya pembahasan yang berhubungan dengan Bimbingan dan Penyuluhan khususnya landasan filosofis dan dengan terbatasnya kemampuan penulis, untuk itu kami merasa perlu untuk membatasi ruang lingkup pembahasan agar pembahasan menjadi terfokus dan mendalam, yaitu hanya membahas tentang Sistem Penilaian Dan Program Tindak Lanjut yang didalamnya meliputi Prinsip-Prinsip dan Strategi Penilaian Kelas, Ragam Penilaian Kelas, Program, Tindak Lanjut, Pelaporan Hasil Penilaian dan Pemanfaatannya.



BAB II
PEMBAHASAN
(SISTEM PENILAIAN DAN PROGRAM TINDAK LANJUT)


Evaluasi merupakan pengukuran ketercapaian program pendidikan, perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk didalamnya kurikulum dan pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, pengelolaan pendidikan, dan reformasi pendidikan secara keseluruhan.
Penilaian berbasis kelas menggunakan pengertian penilaian sebagai “assessment” yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar mengajar. Data atau informasi dari penilaian berbasis kelas merupakan salah satu bukti yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program pendidikan.

A. Prinsip-Prinsip dan Strategi Penilaian Kelas
1. Pengertian Penilaian Otentik (Autehentic Assessment)
Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
Brikut adalah prinsip-prinsip penilaian otentik :
a. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (a part of, not apart from instruction).
b. Pnenilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problems). Bukan masalah dunia sekolah (school workkind of problems)
c. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan karasteristik dan essensi pengalaman belajar.
d. Penilaian harus bersifat holistic yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif, apektif dan sensorimotorik)
2. Tujuan Penilaian Kelas
a. Penelurusan (keeping track), yaitu untuk menelusuri agar proses pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana.
b. Pengecekan (checking-up), yaitu untuk mengecek adakah kelemahan-kelemahan yang dialami anak didik dalam proses pembelajran.
c. Pencarian (finding-out), yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran.
d. Menyimpulkan (summing-up), yaitu untuk menyimpulkan apakah anak didik telah menguasai seluruh komptensi yang ditetapkan dalam kurikulum atau belum.
3. Fungsi Penialian Kelas
Fungsi Motifasi, penilaian yang dilakukan oleh guru di kelas harus mendorong motifasi siswa untuk belajar. Latihan tugas, dan ulangan yang diberikan guru harus memungkinkan siswa melakukan proses pembelajaran baik secara individu maupun secara kelompok.
Fungsi Belajar Tuntas, penilaian dikelas harus diarahkan untuk memantau ketuntasan belajar siswa. Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh guru adalah : Apakah siswa sudah menguasai kemampuan yang diharapkan, siapa dari siswa yang belum menguasai kemampuan tertentu, dan tindakan apa yang harus dilakukan agar siswa akhirnya menguasai kemampuan tersebut.
Fungsi Sebagai Indikator efektipitas Pengajaran, disamping untuk memantau kemajuan belajar siswa, penilaian kelas juga dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh proses belajar-mengajar telah berhasil.
Fungsi Umpan Balik, hasil penilaian harus dianalisis oleh guru sebagai bahan umpan balik bagi siswa dan guru itu sendiri. Umpan balik hasil penilain harus sangan bermanfaat bagi siswa agar siswa mengetahui kelemahan yang dialaminya dalam mencapai kemampuan yang diharapkan dan siswa diminta melakukan latihan dan atau pengayaan yang dianggap perlu baik sebagai tugas individu maupun kelompok.
4. Prinsip Penilaian Kelas
a. Mengacu ke kemampuan (competency referenced).
Penilaian kelas perlu disusun dan dirancang untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kemnampuan sesuai dengan target yang ditetapkan dalam kurikulum.
b. Berkelanjutan (continuous)
Penilaian yang dilakukan di kelas oleh guru harus merupakan proses yang berkelanjutan dalam rangkaian rencana mengajar guru selama satu semester dalam tahun ajaran.

c. Didaktis
Alat yang akan digunakan untuk penilaian kelas berupa tes maupun non tes harus dirancang baik isi, format maupun tata letak (lay out) dan tampilannya agar siswa menyenangi dan menikmati kegiatan penilaian.
d. Menggali informasi
Penilaian kelas yang baik harus dapat memberikan informasi yang cukup bagi guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik.
e. Melihat yang benar dan yang salah
Dalam melaksanakan penilaian, guru hendaknya melakukan anlisis terhadap hasil penilaian dan kerja siswa secara seksama untuk melihat adanya kesalahan yang secara umum terjadi pada siswa sekaligus melihat hal-hal yang positif yang diberikan siswa.
5. Prosedur dan Metode Penilaian
Penilaian kelas yang baik mensyaratkan adanya keterkaitan langsung dengan aktifitas proses belajar mengajar (PBM). Demikian pula, PBM akan berjalan efektif apabila didukung oleh penilaian kelas yang efektif oleh guru. Keterkaitan dengan keterpaduan antara penilaian dan PBM dapat digambarkan pada siklus di bawah ini:

Pada gambar diatas tampak jelas bahwa langkah yang guru lakukan dalam rangkaian aktifitas pengajaran meliputi penyusunan rencana pengajaran, proses belajar mengajar, penilaian, analisa dan umpan balik. Dalam menyususn rencana mengajar ini hal-hal yang harus dipertimbangkan meliputi rincian komptensi yang harus dicapai siswa, cakupan dan kedalaman materi, indicator pencapaian komptensi, pengalaman belajar yang harus dialami siswa, persyaratan sarana belajar yang harus diperlukan, dan metode serta prosedur untuk menilai ketercapaian komptensi.
Penilaian harus digunakan sebagai proses untuk mengukur dan menentukan tingkat ketercapaian komptensi dan sekaligus unguk mengukur efektifitas proses pembelajaran. Untuk itu, penilaian yang efektif harus diikuti oleh kegiatan analisis terhadap hasil penilaian dan merumuskan umpan balik yang perlu dilakukan dalam perencanaan dalam proses pembelajaran berikutnya.
Agar tujuan penilaian tersebut tercapai, guru harus menggunakan berbagai metode dan teknik penilaian yang beragam sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik pengelaman belajar yang dilaluinya.

B. Ragam Penilaian Kelas
1. Test Tertulis
a. Tujuan Penggunaan Test
• Mendiagnosa siswa (kekuatan dan kelemahan).
• Menilai kemampuan siswa (keterampilan dan pengetahuan atau pemahaman)
• Memberikan bukti atas kemampuan yang telah dicapai
• Menyeleksi kemampuan siswa baik secara individu maupuan secara kelompok
• Monitoring standar pendidikan
b. Fungsi
• Formatif di kelas atau classroom formative assessment bertujuan mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses belajar mengajar
• Sumatif di kelas atau classroom summative assessment betujuan untuk mengukur keberhasilan peserta didik secara menyeluruh
c. Bentuk Instrumen Tes dan Penskorannya
OBYEKTIF
1) Pilihan Ganda
Bentuk soal pilihan ganda dapat dipakai untuk menguji penguasaan komptensi pada tingkat berfikir rendah seperti pengetahuan (recall)dan pemahaman, sampai pada tingkat berfikir tinggi seperti aplikasi, analisis, sintetis dan evaluasi.
Bentuk soal terdiri dari item (pokok soal) dan option (pilihan jawaban). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor).
2) Benar/Salah
Bentuk soal ini memiliki dua kemungkinan jawaban yaitu benar atau salah atau ya dan tidak. Dalam menyusun instrument pernyataan benar salah harus diusahakan menghindari kata terpenting, selalu, tidak pernah, hanya, sebagian besar dan kata-kata lain yang sejenis, karena dapat membingungkan peserta test dalam menjawab. Rumusan butir soal harus jelas dan pasti benar/salah.
3) Menjodohkan
Bentuk ini cocok untuk mengetahui fakta dan konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat berfikir yang terlibat cenderung rendah.
NON OBJEKTIF
4) Jawaban Singkat/Isian Singkat
Tes bentuk jawaban atau bentuk jawaban atau isian singkat dibuat untuk menyediakan tempat kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban. Jenis soal jawaban singkat ini bisa berupa pertanyaan dan melengkapi atau isian. Penskoran isian singkat dapat dilakukan dengan memberikan skor satu untuk jawaban benar salah skor kosong untuk jawaban salah.
SOAL URAIAN
5) Uraian Objektif
Pertanyaan yangbisa digunakan adalah simpulan, tafsirkan, dan sebagainya. Langkah untuk membuat tes objektif adalah : a). menulis soal berdasarkan indicator pada kisi-kisi, dan b). mengedit pertanyaan.
6) Uraian Bebas
Bentuk instrument ini dapat dipakai untuk mengukur komptensi-komptensi siswa dalam semua tingkat ranah kognitif.
7) Pertanyaan Lisan
Penskoran pertanyaan lisan dapat dilakukan dengan pola kontinum 0 s/d 10, atau 0 s/d 100. Untuk memudahkan penskoran, dibuat rambu-rambu jawaban yang akan dijadikan acuan.
2. Penilaian Kinerja (performance assessment)
Performance assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta test diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasian pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan didalam berbagai konteks. Jadi boleh dikatakan bahwa penilaian kerja adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan kedalam berbagai macam konteks sesuai dengan ktiteria yang diinginkan.
a. Langkah-langkah penilaian kinerja
1). Melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang dapat dilakukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output) yang terbaik.
2). Menuliskan prilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir (output) yang terbaik.
3). Membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur jangan terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat di observasi selama siswa melaksanakan tugas.
b. Metode yang dapat digunakan
1). Metode holistic, digunakan apabila para penskor (rater) hanya memberikan satu buah skor atau nilai (single rating) berdasarkan penilaiam ,ereka secara keseluruhan dari hasil kinerja peserta.
2). Metode analytic, para penskor memberikan penilaian (skor) pada berbagai aspek yang berbeda yang berhubungan dengan kinerja yang dinilai dapat menggunakan checklist dan rating scale.
3. Penilaian Portofolio
Portopolio merupakan kumpulan atau berkas pilihan yang dapat memberikan informasi bagi suatu penilaian.
a. Tujuan portopolio
• Menghargai perkembangan yang dialami siswa
• Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung
• Member perhatian pada prestasi kerja siswa yang terbaik, dan lain-lain
b. Prinsip portopolio
• Saling percaya (mutual trust) antara guru dan siswa
• Kerahasiaan bersama (confidentiality) antara guru dan siswa
• Milik bersama (join ownership) antara siswa dan guru
• Kepuasan (satisfaction)
• Kesesuaian (relevance)
• Penilaian proses dan hasil
c. Metode portopolio
Pengorganisasian dalam penilaian portofolio adalah : hal yang sangat penting terdapat beberapa caraportopolio tetapi semuanya mengandung hal yang paling penting yaitu : 1) pengumpulan (storing), 2) pemilihan (sorting) dan 3) penetapan (dating) dari suatu tugas (task). Menurut nitko (2000), secara umum penilaian portopolio dapat dibedakan menjadi lima bentuk, yaitu portopoliuo ideal, portopolio penampilan, portopolio dokumentasi, portopolio evaluasi dan portopolio kelas.
d. Pedoman penerapan penilaian portopolio
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dan dilakukan oleh guru dalam penggunaan penilaian portopolio disekolah sebagai berikut. Yaitu : memastikan bahwa siswa memiliki berkas portopolio dan bahan penilaian.
e. Contoh penilaian portopolio
Contoh tugas portopolio
• Siswa diminta membuat rancangan pengamatan (dibantu dengan lembar kerja dari guru) mengenai materi-materi satu semester yang akan diberlakukan eksperimentasi.
• Melakukan kegiatan eksperimentasi sesuai dengan alokasi waktu pokok bahasan dengan yang direncanakan
• Membuat suatu hasil pengamatan berpokok bahasan yang dieksperimenkan dan mencari tentang factor-faktor yang berpengaruh terhadap percobaannya.
• Siswa diminta melakukan diskusi tentang hasil percobaan dan mengambil suatu generalisasi dari hasil percobaan tersebut.
4. Penilaian Proyek
a. Konsep penilaian proyek
Yang dimaksud proyek adalah : tugas yang harus diselesaikan dalam priode atau waktu tertentu. Tugas tersebut berupa inpestigasi sejak dari pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, hingga menyajikan data.
Dalam kurikulum, hasil belajar dapat dinilai ketika siswa sedang melakukan suatu proyek, misalnya pada saat :
• Merencanakan dan mengorganisasikan inpestigasi;
• Bekerja dalam tim; dan
• Arahan diri
b. Konteks dan tujuan penilaian proyek
Dikelas, guru menekankan penilaian proyek pada prosesnya dan menggunakannya sebagai sarana untuk mengembangkan dan memonitor keterampilan siswa dalam merencanakan, menyelidiki, dan menganalisis proyek. Dalam konteks ini, siswa dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan pada suatu topic, mempormulasikan pertanyaan, dan meyelidiki topic tersebut melalui bacaan dan wawancara.
c. Perencanaan penilaian proyek
Dalam perencanaan penilaian proyek terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan :
• Kemampuan pengelolaan, jika siswa diberikan kebebasan yang luas, mereka akan mendapatkan kesulitan dalam memilih topic yang tepat.
• Relepansi, guru harus mempertimbangkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman pada pembelajaran agar proyek dijadikan sumber bukti.
• Keaslian, guru perlu mempertimbangkan seberapa besar petunjuk atau dukungan yang telah diberikan kepada siswa
d. Judging proyek
• Metode judgement proyek dapat dinilai secara holistic maupun analytic pada proses maupun produknya. Secara holistic, nilai tunggal mencerminkan kesan umum, sedangkan secara analytic, nilai diberikan pada beberapa aspek.
• Keterbandingan judgiment dikelas, keterbandingan nilai proyek tidak begitu penting. Akan tetapi guru harus tetap yakin bahwa nilainya dapat dimengerti siswa.
e. Estimasi dan pelaporan prestasi
Penilaian proyek merupakan salah satu bukti untuk ditempatkan pada peta kemajuan belajar siswa. Nilainya dapat dilakukan secara subtektif maupun objektif.
f. Contoh penilaian proyek
• Talk show bersama ahli (expert) dari bidang perkoperasian, pengelola koperasi dan anggota koperasi.
• Membuat laporan atau makalah dari kegiatan obserpasi
• Mengadakan diskusi panel di dalam kelas yang dimoderatori oleh guru tentang koperasi makalah yang telah disusun berdasarkan hasil obserpasi tersebut.
5. Penilaian Hasil kerja
Terdapat dua tahapan penilaian yaitu : pertama, penilaian tentang pemilihan dan cara penggunaan alat serta prosedur kerja siswa. Kedua, penilaian tentang kualitas teknis maupun estetik hasil karya atau kerja siswa.
6. Penilain Sikap
Menurut Klausmeier (1985), ada tiga metode belajar dalam rangka pembentukan sikap.
• Mengamati dan meniru, pembelajaran model ini berlangsung pengamatan dan peniruan melalui model (lerning through moderling).
• Menerima penguatan, penguatan dapat berupa ganjaran (penguatan positif) dan dapat berupa penguatan hukuman (penguatan negative).
• Menerima informasi verbal, informasi tentang berbagai hal dapat diperoleh melalui lisan atau tulisan.
a. Sikap dan objek sikap yang perlu dimiliki
b. Tindak lanjut
c. Cara-cara menilai prilaku
Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara, cara-cara tersebut antara lain : observasi prilaku, pertanyaan langsung, laporan pribadi, dan penggunaan sekala sikap.
d. Contoh penilaian sikap
7. Penialian Diri
Penilaian diri ditingkat kelas (PDK) atau classroom self assessment (CSA) adalah penilaian yang dilakukan sendiri oleh guru atau siswa yang bersangkutan untuk kepentingan pengelolaan kegiatan belajar mengajar (KBM) ditingkat kelas.
a. Ciri penilaian diri
• Termotipasi diri;
• Adanya komitmen kepala sekolah;
• Tersosialisasi dengan baik;
• Pelangsung berkesinambungan;
• Transparansi;
b. Kriteria penilaian diri
Kriteria penilaian diri meliputi : 1) isi materi yang diajarkan, 2) presentasi apa yang telah di ajarkan, dan 3) kerjasama diantara pimpinan sekolah.
c. Contoh penilaian diri
8. Peta Perkembangan Hasil Belajar
Laporan hasil belajar yang dibuat dalam bentuk garis continuum (grafik perkembangan) yang memuat deskripsi dan uraian perkembangan kemampuan atau komptensi hasil belajar siswa dinamakan peta perkembangan hasil belajar
9. Analisis Instrumen
Suatu instrument hendaknya dianalisis sebelum digunakan. Tujuannya adalah : untuk menilai materi, konstruksi, dan apakah bahasa yang digunakan sudah memenuhi pedoman dan bisa dipahami oleh siswa.
Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengujicobakan instumen yang telah dianalisis secara kuanlitatif kepada sejumlah siswa yang memiliki karakteristik sama dengan siswa yang akan diuji dengan instrument tersebut.
Untuk mengetahui efektipitas proses pembelajaran dapat dilakukan dengan cara melihat karakteristik butir instrument dengan mengikuti acuan kriteria yang dicerminkan dari besarnya harga indeks sensitivitas.
10. Evaluasi Hasil Penilaian
Guru harus melakukan evaluasi terhadap test dan menetapkan setandar keberhasilan. Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui komptensi dasar, materi, atau indicator yang belum mencapai ketuntasan. Jika ditemukan sebagian besar siswa gagal, perlu dikaji kembali apakan instrument penilaiannya terlalu sulit, apakah instrument penilaian sudah sesuai dengan indikatornya, atau kah cara pembelajarannya (metode, media, teknik) yang digunakan kurang tepat.

C. Program Tindak Lanjut
Belajar pada hakikatnya adalah suatu aktifitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku pada individu yang belajar. Perubahan tingkah laku tersebut terjadi karena usaha individu yang bersangkutan. Sedangkan mengajar pada hakikatnya adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekpresikan dirinya dan cara-cara bagaimana belajar.
Tidak bisa dipungkiri bahwa tujuan utama dari kegiatan belajar mengajar didalam kelas adalah agar murid dapat menguasai bahan-bahan belajar sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
1. Masalah-masalah Belajar
Pada dasarnya, masalah-masalah belajar dapat digolongkan atas :
a. Sangat cepat dalam belajar
b. Keterlambatan akademik
c. Lambat belajar
d. Penempatan kelas
e. Kurang motif dalam belajar
f. Sikap dan kebiasaan buruk
g. Kehadiran di madrasah
2. Identifikasi Murid Bermasalah
Penetuan siapa murid yang mengalami masalah belajar dapat dilakukan dengan menggunakan prosedur sebagai berikut :
a. Penilaian hasil belajar
b. Pemanfaatan hasil test inteligensi
c. Pengamatan (observasi)

3. Pengungkapan Sebab-sebab Masalah Belajar
Dalam mengungkapakan sebab-sebab terjadinya masalah belajar yang dialami oleh murid ada dua tahap yang harus dilalui yaitu : a). Tahap menentukan letak (lokasi) masalah, dan b). Tahap memperkirakan sebab-sebab terjadinya masalah belajar (Koestoer P dan Hadfisaputro, 1978).
a. Factor-faktor yang bersumber dari murid
1) Tingkat kecerdasan rendah
2) Kesehatan yang sering terganggu
3) Alat penglihatan dan pendengaran kurang berfungsi dengan baik
4) Gangguan alat perceptual
5) Tidak menguasai cara-cara belajar yang baik
b. Factor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga
1) Kemampuan ekonomi orang tua yang kurang memadai
2) Anak kurang mendapat perhatian dan pengawasan dari orang tua
3) Harapan orang tua terlalu tinggi terhadap anak
4) Orang tua pilih kasih terhadap anak
c. Factor-faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah/madrasah dan masyarakat
Maslah masalah yang dialami murid dalam belajar tidak saja bersumber dari keadaan rumah tangga atau keadaan murid, tetapi juga dapat bersumber dari sekolah atau madrasah atau lembaga pendidikan itu sendiri.
4. Membantu Murid Mengatasi Masalah belajar
a. Program Perbaikan
1) Cara yang ditempuh
Kegiatan pokok dalam pengajar perbaikan terletak pada usaha memperbaiki kesalahan-kesalahan atau penyimpangan yang terjadi pada murid berkenaan dengan mata pelajaran yang dipelajarinya.
2) Materi dan waktu pelaksanaan program perbaikan
a) Setelah mengikuti test atau ujian komptensi dasar tertentu
b) Setelah mengikuti test/ujian blok atau sejumlah komptensi dasar dalam satu kesatuan
c) Setelah mengikuti test atau ujian komptensi dasar atau blok terakhir. Khusus untuk memperbaiki terakhir ini hanya diberlakukan untuk komptensi dasar atau blok terakhir dari komptensi dasar atau blok blok yang ada pada smester tertentu
b. Program Pengayaan
Pengajaran pengayaan adalah suatu bentuk pengajaran yang khusus diberikan kepada murid-murid yang sangat cepat belajar.
c. Program Akselerasi (percepatan).
Program akselerasi memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melalui masa belajar di sekolah dengan waktu yang relative cepat.
Agar program percepatan secara alami dapat dilaksanakan dengan baik, maka program-program pembelajaran perlu di kemas dalam satuan-satuan, dan disiapkan dengan cermat serta rinci dalam bentuk modul atau paket-paket pembelajaran.

D. Pelaporan Hasil Penilaian dan Pemanfaatannya
Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa dan hasil pengajar guru. Hasil belajar siswa digunakan untuk memotifasi siswa, dari untuk perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran oleh guru, pemanfaatan hasil belajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran harus didukung oleh siswa, guru, kepala sekolah dan orang tua siswa. Dukungan ini kan diperoleh apabila mereka memperoleh informasi hasil belajar yang lengkap dan akurat. Untuk itu diperlukan laporan perkembangan hasil belajar siswa untuk guru atau sekolah, untuk siswa, dan untuk orang tua siswa.
1. Pelaporan hasil penilaian
a. Laporan untuk siswa dan orang tua
b. Laporan untuk sekolah, dan
c. Laporan untuk masyarakat
2. Pemanfaatan hasil penilaian
a. Untuk siswa
b. Untuk orang tua, dan
c. Untuk guru dan kepala sekolah/madrasah
Hasil penilaian digunakan guru dan sekolah/madrasah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam satu kelas dan sekolah dalam semua mata pelajaran. Hasil penilaian harus dapat didorong guru untuk mengajar lebih baik, membantu guru untuk menentukan strategi mengajar yang lebih tepat, dan mendorong sekolah agar member fasilitas belajar lebih baik.
Laporan hasil belajar untuk guru dan kepala sekolah harus mencakup hasil belajar dalam semua ranah untuk semua pelajaran.
Informasi yang diperlukan kompetensi dasar yang telah dikuasai dan yang belum dikuasai siswa. Guru memerlukan informasi yang spesifik untuk masinbg-masing kelas yang diajar, sedangkan kepala sekolah/madrasah memerlukan informasi yang umum untuk semua kelas dalam satu sekolah. Contoh : laporan proofil hasil belajar siswa dalam semua ranah, dapat dilihat pada lampiran.



BAB III
KESIMPULAN

Evaluasi merupakan pengukuran ketercapaian program pendidikan, perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk didalamnya kurikulum dan pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, pengelolaan pendidikan, dan reformasi pendidikan secara keseluruhan.
Penilaian berbasis kelas menggunakan pengertian penilaian sebagai “assessment” yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar mengajar. Data atau informasi dari penilaian berbasis kelas merupakan salah satu bukti yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program pendidikan.
Prinsip-Prinsip dan Strategi Penilaian Kelas didalamya meliputi Prosedur dan Metode Penilaian, Prinsip Penilaian Kelas, Fungsi Penialian Kelas, Tujuan Penilaian Kelas dan Pengertian Penilaian Otentik (Autehentic Assessment),
Ragam Penilaian Kelas juga didalamnya meliputi Test Tertulis, Penilaian Kinerja (performance assessment), Penilaian Portofolio, Penilaian Proyek, Penilaian Hasil kerja, Penilain Sikap, Penialian Diri, Peta Perkembangan Hasil Belajar, Analisis Instrumen dan
Evaluasi Hasil Penilaian.
Program Tindak Lanjut yang memiliki kriteria mengenai Masalah-masalah Belajar, Identifikasi Murid Bermasalah, Pengungkapan Sebab-sebab Masalah Belajar, Membantu Murid Mengatasi Masalah belajar.
Pelaporan Hasil Penilaian dan Pemanfaatannya. Hasil penilaian digunakan guru dan sekolah/madrasah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam satu kelas dan sekolah dalam semua mata pelajaran. Hasil penilaian harus dapat didorong guru untuk mengajar lebih baik, membantu guru untuk menentukan strategi mengajar yang lebih tepat, dan mendorong sekolah agar member fasilitas belajar lebih baik.


Reference Book :
Majid, Abdul ( ), Perencanaan Pembelajaran : mengembangkan standar komptensi guru, Bandung : Remaja Rosdakarya
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Jawharie.blogspot.com
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

Thanks for your visiting this Blog, please leave comment !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. JawHarie.Blogspot.com - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger